MADU, adalah cairan yang dihasilkan oleh mahluk kecil nan rajin menjadikan
SEJARAH bagi DUNIA bahwa HASILNYA super duper dahsyat dan sangat bermanfaat
untuk kehidupan bumi dan seluruh umat manusia. Literatur madu sebagai obat dan
makanan selain tertera pada sejumlah naskah kuno, juga tertuang dalam ayat-ayat
Alqur’an, Kitab Suci Perjanjian Lama dan Baru, Taurat, Kitab Weda dan mitologi
Hindu.
Al Qur’an
Madu
merupakan obat sekaligus satu-satunya suplemen yang direkomendasikan Al Qur'an
seperti yang tertera pada surat An Nahl (16) ayat 68-69: ‘’Dan Tuhanmu
mewahyukan kepada lebah: Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon
kayu, dan di tempat yang dibikin manusia. Kemudian makanlah dari tiap-tiap
(macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu).
Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di
dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang
memikirkan". Sebuah kupasan menarik tentang lebah disampaikan Prof Dr
Quraish Shihab dalam bukunya Membumikan Al Qur’an. "... Maka pengantar
uraian peristiwa Isra' adalah surat yang dinamai Tuhan dengan sebutan Al-Nahl,
yang berarti lebah. Mengapa lebah? Karena makhluk ini memiliki banyak
keajaiban. Keajaibannya itu bukan hanya terlihat pada jenisnya, yang jantan dan
betina, tetapi juga jenis yang bukan jantan dan bukan betina. Keajaibannya juga
tidak hanya terlihat pada sarang-sarangnya yang tersusun dalam bentuk
lubang-lubang yang sama bersegi enam dan diselubungi oleh selaput yang sangat
halus menghalangi udara atau bakteri menyusup ke dalamnya, juga tidak hanya
terletak pada khasiat madu yang dihasilkannya, yang menjadi makanan dan obat
bagi sekian banyak penyakit. Keajaiban lebah mencakup itu semua, dan mencakup
pula sistem kehidupannya yang penuh disiplin dan dedikasi di bawah pimpinan
seekor "ratu".Lebah dipilih Tuhan untuk menggambarkan keajaiban
ciptaan-Nya agar menjadi pengantar keajaiban perbuatan-Nya dalam peristiwa
Isra' dan Mi'raj. Lebah juga dipilih sebagai pengantar bagi bagian yang
menjelaskan manusia seutuhnya. Karena manusia seutuhnya, manusia mukmin,
menurut Rasul, adalah "bagaikan lebah, tidak makan kecuali yang baik dan
indah, seperti kembang yang semerbak; tidak menghasilkan sesuatu kecuali yang
baik dan berguna, seperti madu yang dihasilkan lebah itu".
Kemudian
khasiat madu ditegaskan lagi dalam Hadits yang diriwayatkan Bukhari: ‘’Madu
adalah penyembuh bagi semua jenis sakit dan Al Qur’an adalah penyembuh bagi
semua kekusutan pikiran’’.Filosofi lebah juga banyak mengajarkan kepada manusia
tentang arti hidup. Misalnya lebah itu mencari makanan atau rejeki di tempat
yang bersih seperti bunga-bunga dari pepohonan sehingga memberi manfaat bagi
lingkungan sekitarnya. Berbeda dengan lalat yang selalu mencari rejeki di
tempat yang kotor sehingga menimbulkan berbagai penyakit kepada manusia.
ALKITAB:
Kitab
Perjanjian Lama memiliki banyak referensi tentang madu sebagai lambang semua
berkat Allah yang berlimpah, menyenangkan dan dirindukan. Kitab Keluaran
menggambarkan Tanah Perjanjian sebagai “suatu negeri yang berlimpah-limpah
madu” (Kel 33:3). “Sebab Tuhan, Allahmu membawa engkau masuk ke dalam negeri
yang baik…suatu negeri dengan …madunya…di mana engkau tidak akan kekurangan
apapun. (Ulangan 8:7-9)Dalam Mazmur, ada kutipan, “Tetapi umat-Ku akan kuberi
makan gandum yang terbaik dengan madu dari gunung batu, Aku akan
mengenyangkannya.” (Mazmur 81:17) dan Amsal berkata, ‘’Perkataan yang
menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi
tulang-tulang.’’ (Amsal 16:24). “Anakku, makanlah madu, sebab itu baik; dan
tetesan madu manis untuk langit-langit mulutmu.” (Amsal 24:13). Pada zaman Israel
kuno, madu merupakan sumber gula utama alami yang dipakai untuk memanggang,
membuat minuman dan pemanis makanan. Selama ribuan tahun, mereka menyajikan
madu sebagai suatu cara menghormati tamu. Biasanya disajikan setelah akhir menu
utama di malam hari. Sedemikian pentingnya madu dalam tradisi Yahudi sehingga
sebagian sarjana percaya suatu pengecualian dibuat untuknya dalam hukum
makanan: serangga dan produk serangga biasanya dianggap tidak bersih, tapi madu
adalah kosher (Halalnya orang Yahudi –Red). Dalam Perjanjian Baru, sosok
Yohanes Pembaptis dilukiskan sebagai pria yang memakai jubah bulu unta dan ikat
pinggang kulit, dan makanannya belalang dan madu hutan. (Mat 3:4, Markus 1: 6).
Madu mengandung protein yang tinggi sehingga kerap dikonsumsi para pertapa di
hutan sebagai suplemen dan sumber energi. Bahkan di Timur Tengah
disebut honey cream, seperempat hingga setengah cup madu ditambahkan ke dalam
1 pint yogurt plain, sour cream atau heavy cream. Biasanya, madu dan yogurt
(sour cream atau heavy cream) ditaruh dalam mangkuk di atas meja dan setiap
tamu mencampur honey cream sendiri untuk dicicipi. Di malam yang dingin, yogurt
atau krim dipanaskan. Pada musim panas, yogurt didinginkan di bagian terdingin
dari lemas es (Benny Hin, 2006).
TRIPITAKA
WEDA/ VEDA
Dalam Kitab Suci Weda tertulis: ‘’Hidup manusia akan diperpanjang dan diawetkan jika dalam makanannya sehari-hari selalu ada madu...,’’ Dalam mitologi Hindu terdapat penghargaan yang tinggi terhadap serangga penghasil madu. Lebah menempati kedudukan sangat terhormat dan dilambangkan sebagai perwujudan Dewa Wisnu yang sedang hinggap di atas bunga teratai (padma) guna memberi kehidupan dan kemakmuran kepada seluruh makhluk di mayapada.Menurut Hinduisme, Wisnu adalah sebutan Tuhan, dalam fungsinya sebagai Pelindung dan Pemelihara dengan segala kasih sayang-Nya. Sedangkan bunga teratai adalah lambang keharmonisan alam, kesucian dan kedamaian abadi
Ayurveda atau "Ilmu tentang kehidupan" yang berakar dari Kitab Veda menggabungkan konsep alami dan herbal untuk penyembuhan penyakit dan telah dipraktikkan 4000 tahun Sebelum Masehi.
Ayurveda mempunyai bagian penting yaitu Rasayana (Peremajaan) yang 100% terdiri dari bahan alami, MADU merupakan komponen yang penting.
Disebutkan bahwa Rasayana disiapkan dengan madu dan ghee (mentega yang dimurnikan) karena potensi dan preservasi herbal secara permanen terikat pada MADU dan ghee.
Sesuatu yang disebutkan di kitab suci tentunya berisi Perintah-Perintah serta Larangan. Dan ternyata mengkonsumsi MADU adalah disarankan oleh semua kitab suci umat beragama apapun. Lebih dari sekedar madu, lebih dari sekedar manis, tetapi manfaatnya yang luar biasa. Sejak jaman para nabi dan ribuan tahun yang lalu telah direkomendasi sebagai makanan universal. So...ayo minum madu jika mau sehat!!!
Hidup Hanya Satu Kali, Hiduplah dengan Penuh Terobosan (Lion Djajono)